BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa
diluar kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam
minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya.
Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi
fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
(CHS/KIKI, 1993)
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan
selalu menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan
keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya. Kegiatan
yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik WUS dan melakukan
tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah kehamilanpersalinan dan nifas,
membantu dan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan secara dini dari keadaan
normal selama kehamilan sampai persalinan dan masa diantara dua kehamilan,
memberikan konsultasi tentang perawatan kehamilan, pengaturan kehamilan,
membantu dalam proses persalinan dan menolong persalinan normal, merawat wanita
masa nifas dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari menuju kemandirian, merujuk
kepada tim kesehatan lain untuk kondisi-kondisi yang membutuhkan penanganan
lebih lanjut.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Untuk mengetahui
konsep keperawatan maternitas
2.
Untuk mengetahui
trend dan issu keperawatan maternitas
1.3. Tujuan Penulisan
Agar
mahasiswa tahu konsep keperawatan maternitas dan ternd dan issu keperawatan
maternitas yang ada di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Keperawatan Maternitas
1.1. Pengertian
Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta
kwalitas pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan
bio-fisik dan psikososial dari klien, keluarga , dan bayi baru lahir. (May
& Mahlmeister, 1990). Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari
pelayanan kesehatan dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya
untuk membantu beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa
interpartal. (Auvenshine & Enriquez, 1990). Keperawatan Maternitas merupakan
pelayanan professional berkwalitas yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi
fisik dan psikososial ibu selama proses konsepsi / kehamilan, melahirkan,
nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan keluarga
sebagai sentra pelayanan. (Reede, 1997)
1.2. Trend Keperawatan Maternitas
Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi
peningkatan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi,
peningkatan pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan
menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan
kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu dan
diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan implikasi bahwa
tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi standart global
internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki
kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap
aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan
Iptek. .
Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam
dunia kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi
tercapainya tujuan kesehatan, maka solusi yang harus ditempuh dalam keperawatan
maternitas adalah:
a. Pengembangan pendidikan keperawatan.
Sistem
pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan perawatan
professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi dan
pendidikan keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan pendidikan
keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan professional dibidang
keperawatan. Sampai saat ini jenjang ini masih terus ditata dalam hal SDM
pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana penunjang pendidikan.
b. Memantapkan system pelayanan perawatan professional
Depertemen
Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan
sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik
keperawatan professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus segera di
lakukan untuk menjamin kepuasan konsumen/klien.
c. Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi
profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis serta
kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi kepentingan
organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat
dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan merupakan pilihan
tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi yang mandiri dan mampu
menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan harapan akan
masa depan yang lebih baik serta meningkat.
1.3. Peran Perawat
Peran
perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reeder (1997):
a. Pelaksana
Perawat yang bekerja member asuhan keperawatan di tempat
pelayanan kesehatan.
b. Pendidik
Pendidik disini dapat sebagai dosen
bagi pasien maupun perawat memberikan pendidikan kepada klien.
c. Konselor
Perawat sebagai seorang yang
mempunyai keahlian dalam melakukan konseling kepada klien, konselor bertanggung
jawab memberikan layanan dan konseling
d. Role model bagi para ibu
Panutan bagi para ibu-ibu yang sedang menjalankan
keperawatan maternitas.
e. Role model bagi teman sejawat
Panutan sesama perawat atau saling bekerja sama antar
paerawat.
f. Perumus masalah
Mengetahui masalah-masalah yang
muncul pada pasien dan merumuskan masalah tersebut.
g. Ahli keperawatan
Perawt harus ahli dalam melaksanakan tugas keperawatan.
1.4. Paradigma keperawatan Maternitas (Dasar Kep,Profesional H. Zaidin Ali)
1) Manusia
a) Memiliki karateristik biokimiawi,
fisiologi interpersonal dan kebutuhan dasar hidup yang selalu berkembamg.
b) Perkembangan terjadi melalui
interaksi dengan orang lain yang mampu memenuhi kebutuhan dirinya / membagi
pengalamannya.
c) Kebutuhan manusia di organisasikan
meliputi perilaku serta berdasarkan pengalaman masa lalu.
d) Memiliki kehidupan yang seimbang
sebagai sarana pertahanan diri dan upaya mengurangi kecemasan akibat kebutuhan
yang tak terpenuhi.
2) Lingkungan
a. Merupakan faktor eksternal yang
berpengaruh terhadap perkembangan manusia.
b. Lingkungan dapat membantu perawat
dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap penyakit.
c. Perawat bertanggung jawab dalam
tatanan pengobatan yang merupakan bagian dari lingkungan fisik dan social.
d. Lingkungan di bagi dalam 2 aspek
yaitu;
ü Aspek tekstruktur:
• Alat
• Terapi
• Aluran
ü Aspek tidak tekstruktur:
Intraksi antara perawat dengan klien
dandengan lingkungan sekitar
3) Sehat
a) Merupakan symbol perkembangan
kepribadian dan yang berlangsung secara terus-menerus menuju kehidupan yang
kreatif.
b) Perilaku sehat;perilaku pemenuhan
kebutuhan kepuasan kesadaran diri dan integrasi pengalaman , misalnya
pengalaman sakit.
c) Manusia sehat berarti manusia yang
tidak memiliki ansietas/ketegangan.
d) Intervensi keperawatan berfokus pada
proses membina hubungan saling percaya guna mengurangi ansietas.
4) Keperawatan maternitas
a) Keperawatan maternitas merupakan suatu instrumen
pendidikan yang memfasilitasi kebutuhan ibu hamil, persalinan, masa nifas, bayi
baru lahir.
b) Aktivitas keperawatan maternitas diserahkan untuk ibu
hamil,dan bayi mencapai kesehatan yang optimal.
c) Fokus aktivitas keperawatan maternitas adalah masalah
yang mencerminkan ruang lingkup aktivitas keperawatan dan kemandarian dlam
proses diagnosis,tindakan ( terapi ) ,pendidikan riset
5. Tujuan keperawatan
a. Membantu klien dalam mengatasi msalah reproduksi dalam
mempersiapkan diri untuk kehamilan.
b. Memberi dukungan agar ibu hamil memandang kehamilan
sebagai pengalaman yang positif dan menyenangkan.
c. Membantu memberikan informasi yang adekuat untuk calon
orang tua.
d. Memahami social budaya klien.
e. Membantu mendeteksi secara dini penyimpangan abnormal
pada klien.
6. Model Konsep Keperawatan Maternitas
a. Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal orang tua.
b. Mengikut serta keluarga dalam perawatan kehamilan,
persalinan, dan nifas.
c. Mengikut sertakan keluarga dalam operasi.
d. Mengatur kamar bersalin sepeti suasana rumah.
e. Menjalankan system kunjungan tidak ketat.
f. Pemulangan secepat mungkin.
g. Karakteristik
Karakteristik keperawatan maternitas yaitu:
a. Fokus kebutuhan dasar
b. Pendekatan keluarga
c. Tindakan khusus dengan peran
perawat.
d. Terjadi interaksi
e. Kerja dalam Tim.
8. Tatanan Pelayanan
Tatanan pelayanan keperawatan
maternitas yaitu:
a. Rumah Sakit
b. Puskesmas
c. Rumah bersalin
d. Komunitas
e. Polindes
2. Trend dan Issue Keperawatan
Maternitas
Perawatan ibu hamil berfokus pada
perawatan wanita hamil dan keluarganya pada seluruh tahap kehamilan dan
kelahiran, termasuk masa empat minggu pertama setelah bayi lahir. Selama
periode prenatal, perawat memberi perawatan pada ibu hamil dan juga memberikan
pendidikan kesehatan untuk membantu klien dan keluarganya dalam menghadapi
persalinan. Upaya yang dilakukan perawat ini berpotensi membuat perbedaan yang
signifikan, bukan saja dalam meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya, tetapi
juga kesehatan masyarakat
1. Trends
dan Issue keperawatan maternitas berbasis komunitas
Banyak
kita temui dimasyarakat ibu hamil maupun ibu nifas mengalami kesulitan dalam merawat diri sendiri pada saat hamil
maupun merawat bayi setela melahirkan, sebagai seorang perawat yang berkompeten
dalam bidang
maternitas kita wajib membantu kesulitan yang dialami oleh ibu hamil maupun ibu
nifas. Ada beberapa kesulitan yang dialami oleh para bumil maupun ibu nifas
diantaranya :
a. Ketidaktahuan
ibu hamil tentang makanan apa yang harus dikonsumsi pada saat hamil
Langkah kongkrit
yang harus kita lakukan jika menemukan hak tersebut kita bisa melakukan
kegiatan pendidikan kesehatan mengenai makanan yang baik dikonsumsi ibu pada
saat hamil
b. Kebingungan
ibu nifas jika ASI tidak keluar
Masalah ini
sangat sering menimpa ibu dengan kelahiran anak pertama, kita disini sebagai
perawat bisa membantu ibu tersebut untuk mengeluarkan ASI nya salah satu
caranya yaitu dengan perawatan payudara dan pijat oksitosin
2. Trend
dan isuue keperawatan maternitas tentang spesialisasi perawatan
Perkembangan era globalisasi yang menyebabkan
keperawatan di Indonesia harus menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan di
negara yang telah berkembang banyak
teknologi modern yang bisa membantu para petugas kesehatan dalam mengiringi
kehamilan serta persalinan pada ibu.
Tekhnologi dan cara-cara baru yang berkembang saat ini adalah diantaranya :
1. Alat Kontrasepsi Implan Terbaru
UGM berhasil menemukan alat
kontrasepsi implant atau susuk KB generasi ke tiga yang dinamakan Gestplan.
Kelebihan alat kontresepsi ini bias bertahan hingga 7 tahun di badingkan
implant saat ini yang ber umur 5 tahun. Penemuan ini hasil dari penelitian dari
jurusan Farmatologi dan Toksikologi UGM. ( WWW.KOMPAS.COM )
2. Water Birth
Proses persalinan atau proses
melahirkan yang dilakukan di dalam air, manfaaatnya ibu akan merasakan lebih
relaks karena semua otot yang berkaitan dengan proses persalinan menjadi lebih
elastic. Metode ini juga akan mempermudah proses mengejar sehingga rasa nyeri
selama persalinan tidak terlalu dirasakan, di dalam air proses proses pembukaan
jalan lahir akan lebih cepat. (http://id.wikepidia.org/wiki/persalinan_di_air )
3. USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D
Alat USG (
Ultrasonografi ) 3D dan 4D adalah alat USG yang berkemampuan menampilkan gambar
3 dan 4 dimensi di teknologi ini janin dapat terlihat utuh dan jelas seperti
layaknya bayi yang sesungguhnya ( DrJudi Januadi Endjun S.pog ).
Alat USG
ini bahkan dapat memperlihatkan seluruh tubuh bayi berikut gerak- geriknya
teknologi 3 dan 4 dimensimenjadi pelengkap bila di duga janin dalam keadaan
tidak normal dan perlu di cari kelainan bawaannya seperti bibir sumbing,
kelaina pada jantung dan sebagainya. Secara lebih detail kelebihan USG (
Ultrasonografi ) 3D dan 4D ini pada janin dapat terbaca secara lebih akurat,
karena teknologi ini dikembangkan untuk meningkatkan ketepatan diagnosa.
4. Pil KB Terbaru
Pil KB
dengan dorspirenone merupakan pil KB terbaru yang memberikan perlindungan
kontrasepsi yang dapat diandalkan, dengan berbagai manfaat tambahan dalam suatu
kombinasi yang unik Pil Kb dengan dorspirenone adalah pil yang membuat
seseorang merasa lebih nyaman. Mengandung progestin baru dorspirenone yaitu
homon yang sangat menyerupai progesteron salah satu hormon dalam tubuh.
Dorspirenone mempunyai profil farmakologis yang sangat mirip dengan progesteron
alami dengan karateristik memiliki efek antimineralokortoid dan antiandrogenik
tidak memiliki aktifitas ekstrogenik, androgenik, glukortikoid dengan sifat
antineralokortikoid. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan manfaat
tambahan yaitu tidak menaikkan berat badan, mengurangi gejala kembung, Haid
menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid,
tidak menaikan tekanan darah dengan androgennya. Pil KB dengan dorspirenone
dapat memberikan manfaat tambahan yaitu mengurangi jerawat, dan mempercantik
rambut dan kulit.
5. Robot akan digunakan untuk mengobati orang sakit
Diagnostik
ini robot akan menggunakan penelitian global untuk memberikan pendapat ahli,
beberapa dokter yang akan berani untuk diabaikan. Pelatihan medis akan beralih
dari apa yang orang tahu, untuk mendapatkan data yang akurat yang robot bisa
membuat keputusan, dan menyediakan “high-touch” dukungan emosional. Ahli bedah
akan selalu berada pada premium, bersama-sama dengan tangan-on wali yang akan semakin
berbasis masyarakat, dengan kualifikasi yang sangat khusus. Operasi remote akan
menjadi bagian rutin setiap pusat spesialis rutin. Batas antara dokter dan
perawat akan terus kabur sebagai perawat berwenang untuk membuat lebih banyak
keputusan. Akibatnya pelatihan perawat akan semakin panjang dan perawat kelas
atas akan lebih mahal.)
3. Trend
dan issue keperawatan maternitas tentang sistem pembayaran dan asuransi
Di Indonesia ada bermacam-macam
asuransi yang disediakan oleh pemerintah diantaranya :
a.
Jampersal
Jaminan persalinan (khusus untuk ibu
melahirkan)
A)
Program
Jaminan Persalian (Jampersal) adalah jaminan pembiayaan persalinan yang
meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas
termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir. Jampersal
diperuntukkan bagi seluruh ibu hamil yang belum memiliki jaminan persalinan.
Sasaran
yang dijamin Jampersal antara lain:
1.
Ibu hamil
2.
Ibu
bersalin
3.
Ibu nifas
(sampai 42 hari setelah melahirkan)
4.
Bayi baru
lahir (sampai dengan usia 28 hari)
Adapun jaminan pembiayaannya meliputi
:
1.
Pemeriksaan
kesehatan
2.
Pertolongan
persalinan
3.
Pelayanan
nifas
4.
Pelayanan
KB pasca persalinan
5.
Pelayanan
bayi baru lahir
Peserta program Jampersal adalah
seluruh ibu hamil yang belum memiliki jaminan persalinan (tidak tertanggung di
dalam kepesertaan ASKES, Jamkesmas, Jamkesda, Jamsostek dan asuransi lainnya).
Pelayan yang didapat oleh peserta Jampersal meliputi:
1.
Pemeriksaan kehamilan
(ANC) sekurang-kurangnya 4 kali (1kali di trimester I, 1 kali di trimester II,
dan 2 kali di trimester III)
2.
Persalinan normal
3.
Pelayanan nifas normal
4.
Pelayanan bayi baru
lahir normal
5.
Pemeriksaan kehamilan
resiko tinggi
6.
Pelayanan pasca
keguguran
7.
Persalinan per vaginam
dengan tindakan emergensi dasar
8.
Pelayanan bayi baru
lahir dengan tindakan emergensi dasar
9.
Pemeriksaan rujukan
kehamilan pada kehamilan resiko tinggi
10. Penanganan rujukan pasca keguguran
11. Penanganan kehamilan ektopik terganggu (KET)
12. Persalinan dengan tindakan emergensi komprehensif
13. Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi komprehensif
14. Pelayanan KB pasca persalinan
Pelayanan Jampersal
tidak mengenal batas wilayah, artinga peserta berhak mendapatkan pelayanan
dimanapun berada dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) / Identitas diri
lainnya
Ø Masalah
1. Penyebab angka kematian bayi
masih tinggi
kematian
pada bayi disebabkan oleh penyakit menular seperti radang paru-paru, diare dan
malaria, Penyakit yang merenggut paling banyak korban jiwa adalah radang
paru-paru 18 persen, atau sebanyak 1,58 juta anak diare (15 persen, 1,34 juta)
dan malaria 8 persen, 0.73 juta anak.
2. Penyebab angka kelahiran bayi
masih tinggi
Penyebab
angka kelahiran bayi masih tinggi adalah pelayanan kesehatan yang semakin
meningkat, kurangnya pengetahuan masyarakat progam KB
3. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka
Kematian Ibu (AKI) tiap tahun atau dua ibu tiap jam meninggal oleh sebab yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas (Depkes RI,Dirjen Binkesmas,
2004). Penyebab kematian ibu cukup
kompleks, dapat digolongkan atas faktor- factor reproduksi, komplikasi
obstetrik, pelayanan kesehatan dan sosio-ekonomi. Penyebab komplikasi obstetrik
langsung telah banyak diketahui dan dapat ditangani, meskipun pencegahannya
terbukti sulit. Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas
perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum
merupakan kasus gawat darurat yang kejadiannya masih banyak dari semua
persalinan, penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio plasenta, dan
perdarahan yang belum jelas sumbernya (Chalik TMA, 1997). Secara sempit, risiko
obstetrik diartikan sebagai probabilitas kematian dari seorang perempuan atau
ibu apabila ia hamil. Indikator yang lebih kompleks adalah adalah risiko seumur
hidup (lifetime risk) yang mengukur probabilitas kematian perempuan atau ibu
sebagai akibat kehamilan dan persalinan yang dialaminya selama hidup. Bila
istilah pertama hanya mencantumkan kehamilan maka yang kedua mempunyai dimensi
yang lebih lebar yaitu kemampuan dan jumlah fertilitas.
Tingginya kematian ibu sebagian
besar disebabkan oleh timbulnya penyulit persalinan yang idak dapat segera
dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu. Keterlambatan merujuk
disebabkan berbagai faktor seperti masalah keuangan, transportasi dsb. (Depkes
RI, Dirjen Yanmedik, 2005)
4. Penyakit Menular Seks
Penyakit
menular seksual, atau PMS adalah
berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang yang lain melalui
kontak seksual.. Kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok
umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS, 3 juta kasus baru
tiap tahun adalah dari kelompok ini. Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun,
bahkan PMS yang mudah diobati seperti gonore telah menjadi resisten terhadap
berbagai antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil
kelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus, tidak dapat
disembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara
yang lainnya bahkan dapat mematikan. Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes,
hepatitis, dan bahkan gonore seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai penyebab
kematian. Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit
Radang Panggul (PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan.
Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting
untuk dilakukan.
A.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Keperawatan
maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan system
reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru
lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya, berfokus pada pemenuhan
kebutuhan dasar dalam beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk mencapai
kesejahteraan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Dalam
memberikan asuhan keperawatan diperlukan kebijakan umum kesehatan
(terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan
profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang
diberikan. Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan
privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan, dan dengan persetujuan dari pasien dan keluarga sesuai
dengan kemampuan sosial ekonomi masing- masing. Di indonesia
masih rendah peran
profesi keperawatan maka dari itu , maka solusi yang harus ditempuh dalam keperawatan
maternitas untuk tercapainya mutu pelayanan kesehatan yang yang berdampak positif yaitu Pengembangan pendidikan keperawatan, Memantapkan system pelayanan perawatan
professional, Penyempurnaan
organisasi keperawatan.
3.2. Saran
Marilah kita bersama- sama belajar
dengan sungguh- sungguh di dalam dunia pendidikan
tinggi keperawatan supaya
menghasilkan tenaga keperawatan professional yang mampu mengadakan pembaharuan
dan perbaikan mutu pelayanan/asuhan keperawatan, serta penataan perkembangan
kehidupan profesi keperawatan.